Manfaat Tauhid di Dunia dan Akhirat
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Manfaat Tauhid di Dunia dan Akhirat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. pada Kamis, 28 Safar 1445 H / 14 September 2023 M.
Ceramah Agama Islam Tentang Manfaat Tauhid di Dunia dan Akhirat
Kemudian, jelaslah bahwa tauhid merupakan sumber keselamatan dan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dari segala keburukan dan kejelekan. Bahkan, akan diterangkan di sini bahwa sampai orang-orang yang melakukan perbuatan syirik pun mengakui bahwa tauhid ini yang akan menyelamatkan mereka dalam kondisi-kondisi yang terdesak. Ketika itu, mereka yakin bahwa sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menyelamatkan mereka dalam keadaan lahir dan batin.
Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menerangkan di sini bahwa tauhid (mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ketundukan lahir dan batin) merupakan tempat kembali, tempat berlari, tempat bersandar bagi semua manusia, bahkan semua makhluk, baik yang mereka adalah musuh-musuh Allah maupun kekasih-kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang-orang yang beriman, wali-wali Allah, orang-orang yang bertakwa, yang mengenal Allah. Mereka akan selalu kembali kepada Allah dalam semua keadaan dan selalu kembali kepada tauhid ketika menghadapi kesulitan. Ternyata musuh-musuh Allah juga melakukan hal yang sama, pelaku-pelaku syirik bahkan melakukan hal yang sama.
Adapun musuh-musuh Allah, maka tauhid itulah yang menyelamatkan mereka dari berbagai macam kesulitan-kesulitan dan bencana-bencana yang ada di dunia. Mereka tetap bersandar kepada Allah, hanya meminta kepada Allah, mentauhidkan Allah dalam kondisi-kondisi sulit, dalam kondisi-kondisi terdesak. Ketika mereka mengalami kesulitan, mereka tahu hanya Allah yang bisa menyelamatkan mereka dari hal ini. Sebagaimana yang dicontohkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Maka jika mereka sedang mengendarai kapal, mereka akan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengikhlaskan agama untukNya. Lalu, ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan mereka sampai di daratan, tiba-tiba mereka kembali melakukan perbuatan syirik.” (QS. Al-‘Ankabut[29]: 65)
Ketika di lautan, apalagi ketika ombak kencang dan badai datang, mereka terancam untuk tenggelam, maka mereka semua mengikhlaskan doa, meminta kepada Allah untuk diselamatkan. Mereka tahu bahwa berhala-berhala yang mereka sembah tidak bisa menyelamatkan dalam keadaan itu. Ini kaum musyrikin di zaman dahulu.
Sebagian para ulama menjelaskan bahwa ada pelaku-pelaku syirik di zaman sekarang yang justru lebih parah dibandingkan pelaku syirik di zaman dahulu.
Kalau di zaman dahulu, seperti disebutkan di ayat ini, di waktu-waktu susah, di waktu-waktu akan celaka, di waktu-waktu yang sempit, seperti dalam kondisi mereka menumpang di kapal yang kemudian kapalnya terombang-ambing dengan gelombang laut. Mereka takut akan tenggelam. Ditambah lagi, mungkin di malam hari yang gelap, ombak di lautan sangat tinggi. Maka mereka ketika itu takut dan berdoa kepada Allah. Tetapi ada pelaku-pelaku syirik di zaman sekarang, tetap berdoa kepada berhala-berhala yang disembah selain Allah dalam semua keadaan, susah maupun senang. Maka tentu ini lebih parah. Na’udzubillahi min dzalik.
Tapi yang jelas di sini menunjukkan bahwa pelaku-pelaku syirik pun sadar yang maha kuasa menyelamatkan hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ini fitrah manusia, tidak ada yang bisa mengingkarinya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala satu-satunya yang Maha Kuat dan Maha Perkasa, sedangkan yang mereka seru selain Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak bisa memberikan manfaat, apalagi dalam kondisi-kondisi seperti ini.
Adapun bagi wali-wali Allah, maka tauhid akan menyelamatkan mereka dari semua kesulitan dan penderitaan di dunia dan di akhirat. Mereka selalu kembali kepada Allah dalam semua keadaan, bahkan untuk kebaikan agama dan keselamatan di akhirat, mereka berdoa kepada Allah meminta keselamatan dan penjagaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Inilah orang-orang yang mengenal Allah, wali-wali Allah sesungguhnya, orang-orang yang selalu beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dalam semua keadaan selalu meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kita dapati mereka adalah orang-orang yang rajin beribadah kepada Allah dan rajin berdoa meminta kebaikan dan keselamatan dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
… إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera (berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan), dan mereka selalu berdoa kepada Kami dalam keadaan takut dan berharap. Dan mereka adalah orang-orang yang selalu khusyuk (tunduk) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Anbiya[21]: 90)
Oleh karena itu Nabi Yunus ‘Alaihish Shalatu was Salam bersandar kepada tauhid, ketika disebutkan dalam kisahnya yang ditelan oleh ikan besar. Di dalam kegelapan perut ikan dan kegelapan laut, Nabi Yunus ‘Alaihis Salam mengucapkan tauhid dan bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengakui kelemahan dirinya. Kita tahu doa beliau yang terkenal disebutkan di dalam Al-Qur’an dan hadits yang shahih:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Ya Allah, tidak ada yang pantas disembah di ibadah selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk hamba-hamba yang selalu berbuat dzalim.” (QS. Al-Anbiya[21]: 87)
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkannya dari kegelapan-kegelapan tersebut (kegelapan perut ikan dan kegelapan laut yang dalam). Kemudian pengikut para rasul bersandar dan kembali kepada tauhid ini, maka mereka diselamatkan dari adzab yang menimpa orang-orang musyrik di dunia, dan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala siapkan untuk mereka di akhirat nanti.
Jadi, orang-orang yang beriman, yang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan selalu kembali kepada Allah dalam semua keadaan. Karena mereka yakin hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bisa mengatasi semua kesulitan, apapun yang ada di dunia dan di akhirat. Dan ketika Allah sudah menolong, tidak ada yang bisa mengalahkan seorang hamba.
إِن يَنصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرُكُم مِّن بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menolongmu, maka tidak ada yang bisa mengalahkanmu. Tetapi jika Allah Subhanahu wa Ta’ala berpaling meninggalkanmu, maka siapakah yang bisa menolongmu selain Allah Subhanahu wa Ta’ala? Maka hendaknya orang-orang yang beriman hanya bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 160)
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53342-manfaat-tauhid-di-dunia-dan-akhirat/